MARI KITA BERSATU PADU UNTUK MENYONGSONG MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK

PENCALONAN WALINAGARI

Pemilihan Bakal Calon Wali Nagari Batu Basa telah mulai dilakukan, sebagaimana peraturan yang berlaku, bahwa setiap Bakal Calon (Balon) harus diusulkan oleh 5 Unsur yang ada dan minimal oleh 1 Unsur untuk disahkan menjadi Calon Walinagari. 5Unsur tersebut adalah : Unsur Ninik Mamak, Unsur Alim Ulama, Unsur Cadiak Pandai, Unsur Pemuda dan Unsur Bundo Kanduang yang telah dibentuk sebelumnya. Ketua masing2 Unsur adalah: Ninik Mamak (H.F.Dt Rajo Pangulu), Ulama (Dt.Rangkayo Basa), Cadiak Pandai ( Apriono) , Pemuda (Irfan Amir), Bundo Kanduang (Bariana). Setiap Unsur juga menetapkan wakilnya untuk duduk di BPRN. Syarat lain balon adalah melengkapi syarat2 administrasi yang ditetapkan Panitia (BPRN) diantaranya: KTP, Pas foto, SKB, Ijazah Terakhir, Surat Keterangan bebas Narkoba dari dokter dan Surat pendukung lainnya. Balon yang mendaftarkan diri ada 9orang, masing-masing dari Jorong Batu Basa yaitu: Ir.M.Yasri(KORA), J.Dt.Rajo Endah, Irfan Amir, Asrizal, Irsyad. Dari Jorong Koto Baru adalah: Edwar St.Kayo (Mantan Karateker), Darmawan dan Edi Sasmita(mantan Wali Jorong Koto Baru). Sedangkan dari Jorong Sialahan adalah : Bariana S.Ag. Pada Rapat unsur Jumat 20 Febr 2009 masing2 unsur telah menetapkan Calon mereka untuk ikut bertarung di bursa pemilihan Wali Nagari Batu Basa. Dari 9 orang Balon yang ada, hanya 3 orang balon berhasil masuk sebagai Calon Walinagari hasil dari pemilihan berbagai Unsur. Yaitu: Unsur Alim Ulama dan Pemuda mengajukan Irfan Amir , Unsur Ninik Mamak dan Bundo Kanduang mengusung Bariana, dan Unsur Cadiak Pandai menggolkan J.Dt.Rajo Endah. Ketiga calon punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi yg pasti mereka adalah orang2 yang dipercaya oleh Unsur sebagai wakil masyarakat untuk memilih calon pemimpin Nagari Batu Basa 6 tahun kedepan. Pada hari Senin 23 Februari 2008, diadakan acara penyampaian visi dan misidan tanya jawab yang dihadiri oleh masyarakat Batu basa dari ke Tiga Jorong dengan ketiga orang Calon Walinagari, bertempat di Gedung sekolah TK Simpang Empat Batu Basa, untuk mengetahui ke arah mana Batu Basa akan dibawa 6 tahun kedepan. Ketiga-tiganya menyampaikan visi dan misi mereka dan menjawab setiap pertanyaan yg diajukan oleh masyarakat dengan baik dan lugas. Namun apabila ada pertanyaan yang memojokkan salah seorang calon secara pribadi maka dengan sigap Dra.Nel Azra yang bertugas sebagai moderator meluruskan pertanyaan tersebut dengan bijak. Di akhir acara salah seorang unsur menyodorkan 3 lembar kertas yang berisikan Perjanjian sebagai bentuk "Kontrak Politik" yang berisikan beberapa poin penting, antara lain bahwa Walinagari terpilih harus bersedia memberantas Judi, Miras, dan Segala macam bentuk Penyakit Masyarakat yang dibuat diatas kertas bermaterai 6000 untuk ditanda tangani oleh masing-masing kandidat. Tapi ternyata ketiga kandidat menolak untuk menandatangani, karena memganggap terlalu berat untuk dikerjakan. Walaupun demikian Pemilihan Walinagari telah ditetapkan pada hari Sabtu 28 Februari 2009, namun diam-diam ada surat yang 'nyelonong' ke Kantor Bupati Tanah Datar yang isinya memprotes kejanggalan Rapat oleh Unsur Bundo Kanduang karena adanya perbedaan nama yang hadir dengan Daftar Absen. Mungkinkah Pemilihan Walinagari akan ditunda? Benar. Akhirnya pemilihan Wali Nagari Batu Basa ditetapkan kembali hari Sabtu 7 Maret 2009, setelah Unsur Bundo Kanduang mengadakan rapat ulang, namun hasil Rapat tidak merobah keadaan, karena kembali menetapkan Bariana, S.Ag dari Sialahan yang merupakan satu satunya Perempuan dalam pencalonan Wali nagari priode ini. Sekarang diantara calon sudah ada yang menempelkan gambar poster sebagai salah satu cara untuk menjaring pemilih. Siapakah yang akan terpilih..? Wallahualam..

MESIN PERONTOK GABAH

Gapotan Bengkawas Batubasa mendapat bantuan Mesin Perontok Gabah dari Dinas Pertanian Sumatera Barat pada hari Senin 27 Agustus 2012 kemaren. Serah terima bantuan alat pertanian tersebut dilakukan oleh Bapak Bambang dari Dinas Pertanian Sumatra Barat kepada masing-masing Ketua kelompok atau Pengurus kelompok Tani diKantor Walinagari Pariangan bersamaan dengan 4 daerah lainnya di Tanah Datar yang juga mendapat bantuan alat pertanian oleh Dinas Pertanian Propinsi Sumatra Barat. Acara tersebut dihadiri oleh Bapak Wali Nagari Pariangan selaku tuan rumah, Bapak Syamsul Bahri dan Ibuk In serta beberapa orang pegawai dari Dinas Pertanian Kecamatan Pariangan, 2 orang dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tanah Datar dari Fraksi PKS dan Zul Amri, Firdaus, Helmi dari Gapoktan Bengkawas. Dalam kata pengarahannya Bpk Edi Arman dari Dinas Pertanian Tanah Datar berharap agar bantuan yang diberikan tersebut dapat diterima dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kelompok tani. untuk meningkatkan efektifitas kerja sedangkan untuk menjaga agar alat dapat terawat dengan baik ia berharap agar diserahkan pengelolaannya kepada beberapa orang yang profesional sebagai penanggung jawab operasional. tambahnya. Sedangkan Bapak Firdaus dari DPRD berharap kepada pemerintah agar tidak bosan-bosan memberikan bantuan untuk petani demi meningkatkan penghasilan sehingga bermuara kepada kesejahteraan dari petani . Informasi ini juga dapat dilihat di Gapoktan Bengkawas.

BUDIDAYA LELE DUMBO

Beternak lele dumbo sangat menarik untuk dicoba karena lele dumbo mengandung gizi yang baik untuk di konsumsi dengan rasa yang gurih dan enak, disamping itu nilai ekonomisnya juga sangat baik karena hampir semua orang menyukainya sehingga pangsa pasarnya pun menjadi luas. Cara Budi Daya Lele Dumbo Persiapan tempat Tempat budidaya lele dumbo sangat praktis karena walaupun kita tidak mempunyai kolam ikan kita masih bisa beternak ikan lele dumbo dengan menempatkannya didalam bak plastik (terpal) persegi empat yang kita rancang dengan ukuran 3mx5m. Setiap sudutnya kita beri tiang penyangga dan pada setiap sisinya bisa dibuat penahan air yang terbuat dari belahan bambu atau pelupuh. Untuk budidaya didalam kolam bisa kita beri pembatas antara satu kolam dengan yang lainnya dengan jaring. Kolam untuk budidaya ini minimal 2buah, Kolam ke1 adalah tempat berkembang lele . Kolam ke2 digunakan untuk sortiran apabila lele telah mencapai usia 25hari sejak dilepas ke kolam 1. Makanan Lele Dumbo Bibit lele yang kita masukkan se ukuran pencil dapat kita beri makan dengan pelet ukuran min1 selama 1bulan, kemudian bulan berikutnya kita beri makan dengan pelet min2. Dan pada bulan ke3yang merupakan bulan terakhir menjelang panen dapat kita berikan pelet ukuran min3. Disamping makanan pelet yang kita dapatkan dipasaran, kita juga dapat memberi makanana tambahan lain berupa daging atau bangkai ayam yang terlebih dahulu harus direbus atau dibakar untuk membunuh kuman dan bakteri yang melekat pada bangkai binatang tersebut, Tapi sebaiknya direbus untuk memastikan bakteri pada seluruh ayam tersebut bisa mati sedangkan jika dibakar ada kemungkinan pada bagian dalam tidak tersentuh api sehingga kuman masih tersisa. Cara pemberian pelet dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Tabur pelet pada beberapa bagian dari kolam agar semua lele punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan makanan. Hentikan pemberian makan bila telah kelihatan beberapa biji pelet yang telah tersisa di permukaan kolam. Penyortiran Karena lele merupakan hewan kanibal yaitu memangsa teman sendiri maka diperlukan penyortiran secara berkala yaitu kira-kira 25 hari setelah dilepas kedalam kolam. Pada usia tersebut kita telah dapat melihat perbedaan pertumbuhan antara yang satu dengan yang lainnya. Maka lele dumbo yang perkembangannya lebih cepat harus dipisahkan dengan yang lainnya kedalam kolam ke2. Sebaiknya dilakukan 2x penyortiran karena penyortiran ke3 tidak diperlukan lagi. Semoga berhasil..!

PERBAIKAN JALAN KE AIA ANGEK

Perbaikan jalan ke Aia Angek telah hampir rampung dikerjakan. Ini merupakan jalan lingkung Batu basa dengan no kontrak: 20/BK/SPK-CK/DPU-2011. Tgl 9 Sept 2011 dengan nilai kontrak Rp.165.502.000,- Dengan siap jalan ini maka sarana perhubungan dari Gunung ke Aia angek telah semakin lancar sehingga diharapkan sangat membantu pada perekonomian masyarakat Batubasa. Karena Aia angek bukan saja sebagai tempat pemandian yang disukai tapi juga merupakan daerah perkebunan masyarakat Batubasa. Ada banyak hasil tanaman masyarakat yang membutuhkan mobilisasi yang lancar dari sini, seperti: cengkeh, kopi, kakao, casia vera, pala, kemiri dan masih banyak lagi yang lainnya.

GERAKAN NASIONAL KAKAO


            
Batu basa terpilih menjadi salah satu Nagari yang ikut serta dalam Gerakan Nasional Kakao dari tiga nagari yang ikut serta dalam GERNAS Kakao di Kecamatan Pariangan yaitu Tabek dan Simabur. Acara ini dilaksanakan pada hari Rabu 5 Oktober 2011 yang disponsori oleh Kelompok Tani Anggrek dari Batubasa dgn ketua Helmi yang bertempat di Parak - Luak Paga Batubasa disalah satu lokasi Perkebunan kakao masyarakat. Hadir dalam acara tersebut adalah Bpk Cipta Prasad, sebagai Koordinator Tim Dinas Pertanian Perkebunan Kabupaten Tanah Datar, Dus Nelson, Rusli , Sri Hastuti dan Ibuk Im sebagai anggota Tim beserta Bpk Syamsul Bahri sebagai koordinator Kecamatan dan Ibuk Hermiati sebagi PPL Nagari Batubasa. Juga ikut hadir dalam acara tersebut Bapak Camat Kecamatan Pariangan Aslamuddin dan Unsur Pemerintahan Nagari beserta Ketua dan Anggota Kelompok Tani yang tergabung kedalam Pemilik Kakao di jorong Batubasa. Dalam kata sambutannya Bpk Cipta menjelaskan bahwa pemeliharaan tanaman coklat sangat penting, untuk itu pemerintah telah memberikan bantuan sarana peralatan seperti gunting pangkas dahan, gergaji, galah, pupuk NPK 1liter / Ha = 300 kg atau 1 batang = 1 gram, pestisida, Handsprayer 1buah / 5 Ha dan dana operasional Rp750.000. Bapak Dus Nelson menambahkan bahwa penanaman coklat (kakao) dimulai dari pemilihan bibit yang baik, jarak tanam yang tepat, dan penanaman pohon pelindung, sinar matahari yang cukup, pemupukan, pemangkasan dahan dan mengatasi berbagai sumber penyakit perlu diperhatikan. Sementara Bapak Rusli mengharapkan agar semut hitam yang ada pada tanaman coklat tidak dimusnahkan , karena semut hitum ikut memberi andil yang besar dalam mengatasi penyakit yan disebabkan oleh hama tertentu pada kakao. Penjelasan panjang lebar oleh Tim dinas Pertanian Kabupaten tersebut secara bergantian dan diikuti dengan diskusi dengan hadirin yang berkaitan dengan tanaman coklat (kakao) sebelum menuju kelokasi perkebunan untuk mempraktekkan secara langsung ilmu yang didapat tersebut. Pada kesempatan tersebut Bapak Camat mengharapkan masyarakat mendapatkan tambahan ilmu dari dinas pertanian dan memadukannya dengan ilmu yang telah dimiliki dilapangan sehingga menghasilkan sinergi yang baik untuk kemajuan budidaya coklat dimasa yang akan datang khususnya di Jorong Batubasa.sehingga akan berujung pada kesejahteraan petani kakao itu sendiri. Dalam kesempatan tersebut Bapak Camat juga berharap agar sarana air bersih yang sedang dijajaki di Batubasa dapat terwujud segera dan memohon kepada masyarakat agar memberikan pengertian positif kepada yang lain agar bisa mendukung program tersebut demi kesejahteraan masyarakat. Bapak Camat juga menyinggung tentang abu vulkanik yang beberapa bulan terakhir ini sering keluar dari Gunung Merapi agar masyarakat mewaspadainya ketika bepergian atau keluar rumah karena abu vulkanik berbentuk kristal sehingga lebih tajam dari pada abu biasa. Acara Gernas Kakao ini diakhiri dengan praktek langsung kekebun salah satu pemilik kakao untuk mengetahui cara pemangkasan, pemupukan , pemotongan dan hama penyakit yang dikandungnya. by Zul

BABURU GUNJO

Landak dikenal diBatubasa dengn nama "Gunjo" telah menjadi sumber penghasilan tersendiri bagi sebagian masyaraka Batubasa karena didalam perutnya terdapat sebuah batu yang berkhasiat dengan harga yang cukup tinggi yang disebut dengan " Batu Gunjo". Untuk mendapatkan gunjo/landak, peburu rela menempuh bukit dan hutan yang jaraknya beberapa puluh kilo meter ditelusuri dengan jalan kaki.. Tidak setiap gunjo memiliki batu sehingga terkadang dari hasil perburuan mereka hanya mendapatkan daging yang sebahagian dari masyarakatpun menyukai untuk diolah sebagi lauk pauk seperti dendeng, rendang dan lain-lain. bahkan terkadang hasilnya nihil sama sekali. Tetapi bila dwi fortuna atau lagi nasib mujur berpihak kepada mereka maka rasa lelah akan terobati dengan lembaran uang sampai puluhan juta perorang. (tabayia utang ketek2 deknyo..-red) . Ternyata Batu Gunjo atau Batu Landak (BEZOAR) atau “Hao Zhu Zhao” (Cantonis) atau "Ho Tu Co" (dialek Hokkien), sudah ditemukan sejak beberapa ratus tahun yang lalu oleh Suku Pedalaman yang berada di daerah Riau Daratan. Batu singkek, demikian sebutan bahasa daerah dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit. Binatang Landak banyak terdapat di daerah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Irian Jaya, dan Sarawak. Di Sarawak oleh penduduk setempat disebut Angkit. Angkit dalam dialek Fujian berarti merah pekat. Diluar negeri oleh tabib banyak diramu untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti: Penyakit Kanker, Diabetes, DBD (DG), Typus, Epilepsi, Hepatitis, dan berbagai penyakit. Banyak orang yang tidak mengetahui cara menangkap landak, karena memang memerlukan teknik dan cara tersendiri untuk mendapatkannya. Jika anda ingin mengetahui cara menangkap landak dibawah ini dapat anda download secara gratis cara menangkap landak. Silakan klik disini

BATUBASA LUNCURKAN BUKU ADAT

Kerapatan Adat Nagari (KAN) Batu Basa Kecamatan Pariangan meluncurkan buku adat salingka nagari. Buku itu dianggap sebagai referensi adat dan syarak bagi anak nagari Batu Basa. Ketua KAN Batu Basa, Drs. Amir Syarifuddin Dt. Makhudum Sati langsung menjadi penulis dan editor lahirnya buku ini. Dt. Makhudum Sati mengatakan pada Singgalang, Kamis (30/12), peluncuran bukunya telah dilakukan pada saat kegiatan pelatihan dan pembekalan adat salingka nagari bagi ninik mamak, bundo kandung dan alim ulama Nagari Batu Basa, yang dihadiri oleh Ketua LKAAM Tanah Datar Zulfahmi, Dt. Rajo Putih dan Camat Pariangan, Selasa (28/12) lalu di Batu Basa. Selama ini, sebut Ketua KAN, aturan adat salingka nagari belum ada yang tertulis. Hanya diterima melalui lisan yang disampaikan oleh tokoh adat, tetua nan didanga dan pusako nan dijawek, sehingga generasi muda nagari Batu Basa belum begitu paham dan mengerti tentang aturan adat di nagarinya, baik generasi muda yang lahir di rantau atau di kampung. Ia menyebut, dengan adanya buku ini generasi muda dapat mempelajari dan mempedomaninya. Dijelaskan Dt. Makhudum Sati, buku tersebut berisikan segala aspek kehidupan masyarakat nagari dibidang adat, sosial, budaya, ekonomi serta kegiatan tradisi seperti baralek, nikah-kawin, sunat rasul, termasuk olahraga, kesehatan dan permainan anak nagari. Sebagai penghormatan, tambahnya, buku tersebut diserahkan kepada ketua LKAAM, camat dan seluruh peserta pelatihan adat. Sementara, Ketua LKAAM menyambut baik pelun curan buku yang dihasilkan oleh pelaku adat itu. Ia meminta agar buku ini jadi referensi dan bacaan utama bagi warga Batu Basa. ABS-SBK telah terlaksana Pada kesempatan itu, Ketua LKAAM Tanah Datar mengatakan bahwa ABS-SBK sudah dilaksanakan oleh masyarakat di 75 nagari di Tanah Datar, dan sudah menjadi pijakan masyarakat di Minangkabau berdasarkan Sumpah Satie Bukik Marapalam. Dikatakan Dt. Rajo Putih, dimana saja kegiatan dan apa saja kegiatan masyarakat nagari tetap mengacu dan berpedoman pada ABS-SBK. Menurutnya, masih ada komentar yang berkembang yang meragukan tentang aplikasi ABS-SBK. Yang meragukannya adalah mereka yang belum paham tentang keberadaan dan pelaksanaan ABS-SBK di nagari. Ia mengimbau agar semua komponem membangun bersama-sama dengan ABS-SBK, mempertahankan sistem materilineal, sako dan pusako. “Kita bangun nagari, hormati penghulu dan orang tua,” harapannya. Sumber: Singgalang Indepen, Jumat 30 Desember 2010